Kisah ini terjadi dan dialami oleh seseorang yang bernama Mahmud, awalnya dia
membeli rumah RSS (Ruma Sangat Sederhana) seluas 92 meter persegi. Setelah
penyerahan kunci dari pengembangnya dia ingin segera menempatinya. Akan tetapi
kamar tidur hanya satu ruang.
Sedangkan anak-anaknya sudah besar dan lebih dari
dua.Karena kondisi demikian, dia harus bersabar. Dia mengumpulkan dana untuk
membangun tanah yang tersisa sekedar untuk tambahan ruangan kamar.
Dengan gaji yang
pas-pasan dan juga harus membayar cicilan rumah di bank, keinginan itu hanya
sebatas rencana.Setiap kali Mahmud menengok rumah RSSnya, hatinya menjadi
risau. Dia melihat rumah tetangga kiri dan kanannya sudah mulai ditempati dan
sudah terlihat anak-anak kecil ramai bermain dijalanan perumahan. Pada saat-saat
risau hatinya itu, tiba-tiba ada seorang yang datang menyapa.”Kapan mau
ditempati Pak?”"Entahlah. Menunggu setelah saya menambah ruangan di tanah
yang masih tersisa. Kebetulan anak saya banyak, Pak” Jawab Mahmud.Orang itu
yang tidak lain adalah seorang guru, berkata lagi.”Jika memang masih lama Bapak
Menempatinya sebaiknya dimanfaatkan saja pak.”"Dimanfaatkan untuk apa?”
Tanya Mahmud.”Dikontrakkan saja.
Saya juga mau kok untuk menyewannya.”"Bukankah Bapak sudah punya rumah, lagi pula untuk Pak?”Orang tersebut kemudian menceritakan keinginannya menyewa rumah Mahmud. Tujuannya untuk menampung anak-anak di sekitar perumahan untuk di ajari mengaji.Mendengar uraian tersebut, dengan senang hati Mahmud menyetujui. Bahkan untuk keperluan itu tidak perlu disewa. “Dipakai saja Pak Guru. Tidak perlu disewa. Tapi jika nanti saya punya dana untuk merenovasi dan saya tempati, tentunya anak-anak harus dcarikan tempat lain.”Akhirnya rumah Mahmud itu dipakai untuk kegiatan mengaji. Bahkan untuk shalat berjamaah warga disekitar tempat itu. Suatu ketika Mahmud menyambangi rumahnya kembali.
Saya juga mau kok untuk menyewannya.”"Bukankah Bapak sudah punya rumah, lagi pula untuk Pak?”Orang tersebut kemudian menceritakan keinginannya menyewa rumah Mahmud. Tujuannya untuk menampung anak-anak di sekitar perumahan untuk di ajari mengaji.Mendengar uraian tersebut, dengan senang hati Mahmud menyetujui. Bahkan untuk keperluan itu tidak perlu disewa. “Dipakai saja Pak Guru. Tidak perlu disewa. Tapi jika nanti saya punya dana untuk merenovasi dan saya tempati, tentunya anak-anak harus dcarikan tempat lain.”Akhirnya rumah Mahmud itu dipakai untuk kegiatan mengaji. Bahkan untuk shalat berjamaah warga disekitar tempat itu. Suatu ketika Mahmud menyambangi rumahnya kembali.
Ia bertemu dengan beberapa orang, para guru ngaji. Dia berkata.”Doakan saya dapat membeli rumah Pak. Insya Alloh rumah ini nantinya akan saya sedekahkan untuk keperluan mengaji dan musholla.” Ujar Mahmud.Rupanya ucapan itu dikabulkan oleh Alloh SWT. Dalam waktu tiga bulan, mahmud mampu membeli rumah di tempat lain yang ukurannya dua kali rumah RSS dan lebih mewah. Dia kemudia mendatangi para guru dan seketika itu juga dia mewakafkan rumah RSSnya.Orang-orang disekitar rumahnya kemudia membentuk takmir musholla. Dari tahun ke tahun kapling di kanan dan kiri musholla berhasil dibeli pengurus Musholla dan sekarang musholla tersebut sudah menjadi masjid yang berdiri megah.
Takmir di masjid sepakat untuk memberi nama mesjid itu dengan nama Baitul Mahmud.Kondisi perekonomian Mahmud semakin maju, Dia semakin kaya, Akan-anaknya sukses menjalani karir di tempat kerjanya, Anak pertama menjadi pejabat penting di Amerika Serikat.
Sekelumit kisah sedekah yang dilakukan Mahmud, orang sederhana yang mempunyai hati bersih dan berani mengambil keputusan yang tepat yaitu mengikhlaskan rumahnya sebagai tempat beramal dan jarang sekali orang yang sedang susah berani mengamil keputusan seperti itu.
Selamat bersedekah dengan cara yang UNIK
0 komentar:
Posting Komentar